Pendiri Kongregasi Pasionis
Tahun 1725 adalah tahun suci. Paulus dan Yohanes Baptista mengunjungi basilika-basilika Roma untuk memperoleh indulgensi yubileum. Dengan bantuan seorang Kardinal, pada tanggal 21 Mei 1725 Paulus
berhasil menghadap Paus
Benediktus XIII yang sedang berkunjung di gereja Santa Maria
della Navicella, di bukit Celio. Paulus berlutut dan
mengemukakan ilhamnya tentang Tarekat Sengsara Yesus serta
memohon ijin agar diperkenankan mengumpulkan rekan-rekan. Sri
Paus menyetujui rencana itu dan memberi ijin secara lisan.
Sambil bertugas di rumah sakit St. Gallicano (Roma) selama
kurang lebih 2 tahun (1726-1728), pada tanggal 7 Juni 1727
Paulus dan Yohanes Baptista menerima sakramen imamat dari Sri
Paus Benediktus XIII di basilika St. Petrus. Sesudah diijinkan
dapat meninggalkan rumah sakit St. Gallicano, pada musim semi
tahun 1728 Paulus dan adiknya menetap di Gunung Argentario di
mana biara pertama Kongregasi Pasionis didirikan dan akan
diresmikan pada tanggal 14 September 1737.Walaupun selalu sibuk dengan urusan pendirian Kongregasi dan sejak 1747 menjabat selaku Superior Jenderal, Paulus dari Salib tidak pernah berhenti berkarya sebagai misionaris guna mewartakan Sabda Salib khususnya melalui misi populer dan retret. Pendiri suatu Kongregasi misionaris, dia paling unggul di antara misionaris sejamannya. Lapangan kerjanya Italia Tengah: misinya tak terbilang banyaknya. Dia mengadakan misi terus menerus sampai umur lanjut, tanpa kenal lelah. Bila terpaksa berbaring karena tua dan penyakit, Paulus pernah mengeluh: "Oh, seandainya usia saya berkurang tiga puluh tahun... saya hendak pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Yesus Tersalib kepada para pendosa". Dengan karya kerasulannya ini dia melakukan banyak kebaikan di pelbagai daerah Italia Tengah, sehingga diberi gelar "Pemburu jiwa".
Paulus dari Salib mendirikan Kongregasi Pasionis supaya ada orang yang mati bagi dunia dan hidup hanya bagi Allah. Mereka sebagai nafiri akan pergi ke segala penjuru dunia untuk membangkitkan orang pendosa dengan mewartakan Sengsara Yesus Kristus, karya terbesar dan mengagumkan cinta kasih Allah. Paulus menghendaki agar banyak orang dijiwai oleh semangat yang sama dan ikut serta dalam
karya
penyelamatan dunia melalui Sabda Salib: dia mendirikan Biara
pertama Rubiah Pasionis di kota Tarquinia pada tahun 1771 agar
wanita juga melalui hidup kontemplatif menghayati Sengsara
Kristus dan membantu Biarawan Pasionis dalam karya
kerasulannya. Sementara para Biarawan Pasionis pergi untuk
mewartakan Sabda Salib, para Rubiah Pasionis mendoakan mereka.
Tanggal 9 Desember 1773 Paus Klemens XIV menghadiahkan Biara Santi
Giovanni e Paolo beserta Basilikanya di kota Roma kepada
Kongregasi Pasionis. Atas kehendak Sri Paus, Paulus menetap di
biara ini yang akan menjadi pusat seluruh Tarekat sampai
sekarang. Disinilah tidak lama kemudian, tanggal 18 Oktober
1775, Paulus dari Salib meninggal dunia pada usia 81 tahun.
Sebelumnya dia sudah menyerahkan wasiat rohaninya kepada para
biarawan Pasionis: cinta kasih persaudaraan; hidup dalam
doa, dalam kesunyian dan dalam kemiskinan; mencintai Gereja;
kontemplasi Yesus Tersalib; mewartakan Sengsara Kristus
kepada semua.
sumber ::http://www.provrepac.com

Tidak ada komentar:
Posting Komentar