SERVUS DEI ET HOMINI===================MELAYANI TUHAN DAN SESAMA

Senin, 21 Mei 2012

PARA KUDUS PASIONIS PART III

BEATO BERNARDO SILVESTRELLI

 
BEATO PIO CAMPIDELLI
Pio Campidelli dilahirkan di kota Trebbio, Rimini, Italia Utara. Dengan nama kecil Luigi Campidelli. Dia anak keempat dari enam bersaudara. Ayahnya bernama
Giuseppe dan Ibunya bernama Folimena Campidellli. (catatan: di Italia nama marga berasal dari keturunan/darah ibu). Ayahnya meninggal karena sakit typhus ketika Luigi masih berumur 6 tahun. Luigi Campidelli sering mengalami masalah dengan kesehatannya sejak masa kecilnya,. Dia dibaptis pada saat yang bersamaan dengan hari lahirnya 29 April 1868 di Gereja Poggio Berni, Keuskupan Rimini dengan nama baptis St. Aloysius.dan telah menerima Komuni pertamanya pada tanggal 9 Juni 1878 atau pada saat dia telah berusia 10 tahun. Oleh orang disekitarnya, Luigi sangat dikenal sebagai anak yang baik, dan mengagumkan. Apalagi dia selalu menjawab ingin menjadi imam ketika ditanya tentang cita-citanya. Keinginan ini didapat dari perilaku hidup keluarganya yang religius dan beriman meskipun diwilayah itu masih banyak terdapat orang yang belum percaya Tuhan atau Atheis.
Pada waktu sebuah Tarekat atau Konggregasi yang bernama Konggregasi Passionist berkunjung dan mengenalkan diri di Parokinya pada bulan Oktober 1880, ternyata meninggalkan kesan yang amat mendalam bagi Luigi. Luigi memiliki kerinduan untuk menjadi Imam dan Biarawan. Luigi Campidelli diterima menjadi biarawan muda Passionist dan ditempatkan di Biara Santa Maria dari Casale pada tanggal 27 May 1882 dan kemudian menyandang nama Bruder Pio dari St. Aloysius (Pius Of Saint Aloysius).
Pada tanggal 7 Desember 1887, Pio Campidelli menerima beberapa tugas penggembalaan di Propinsi Rimini, tanah kelahirannya dulu. Sementara sambil mempersiapkan pentahbisannya untuk menjadi Diakon, pada bulan Juli 1889 Pio Campidelli kembali mengalami sakit Tuberkolosis akut yang bertambah semakin parah.
Dan akhirnya pada tanggal 2 November 1889, dalam perjalanan pulang kembali ke Biara setelah menjalankan tugas gembalanya, Pio Campidelli menghembuskan nafas terakhirnya dan wafat dalam usia yang masih belia yaitu 21 Tahun.
Pio Campidelli menerima proses Beatifikasi menjadi Beato Pio Campidelli pada tanggal 17 November 1985 oleh Bapa Suci Yohanes Paulus II.
BEATO CAROLUS HOUBEN
Yohanes Andreas Houben lahir tanggal 11 Desember 1821 di Munstergeleen, Belanda, dan meninggal dunia tanggal 5 Januari 1893 di Mount Argus, Dublin (Irlandia). Setelah beberapa tahunbertugas sebagai tentara, masuk Kongregasi Pasionis dengan nama Carolus: mengikrarkan kaul pertama tanggal 10 Desember 1846 dan ditahbiskan imam tanggal 21 Desember 1850. Pada tahun 1852 P. Carolus diutus ke Inggeris di mana sejak 1841 Kongregasi Pasionis mulai dihadirkan oleh P. Dominikus Barberi yang baru meninggal dunia (27-08-1849). Pada tahun 1857 pindah ke Mount Argus, Dublin (Irlandia) di mana menetap sampai meninggalnya. Meskupun P. Carolus tidak terkenal sebagai pengkhotbah, namun keharuman kesuciannya menarik banyak orang. Mereka datang dari mana-mana untuk meminta doa, berkat, nasehat-nasehat dan mengaku dosa. Diresmikan Beato oleh Sri Paus Yohanes Paulus II
pada tanggal 16 Oktober 1988.
BEATO EUGENIUS BOSSILKOV
 
BEATO LORENZO SALVI


 

PARA KUDUS PASIONIS PART II


SANTA GEMMA GALGANI
Gemma Galgani dilahirkan pada tanggal 12 Maret 1878 di Camigliano, sebuah desa dekat kota Lucca, Italia. Gemma adalah kata Italia yang berarti 'Mutiara'. Ayahnya seorang ahli kimia yang berhasil. Salah seorang leluhurnya adalah Beato Yohanes Leonardi. Ibu Gemma juga berasal dari keluarga bangsawan. Keluarga Galgani adalah keluarga Katolik yang saleh yang dikaruniai delapan putera-puteri. Gemma adalah anak keempat, puteri pertama dalam keluarga. Ia seorang gadis kecil yang pandai, ramah, periang serta menyenangkan.Gemma jatuh sakit. Ia menderita TBC tulang. Juga penyakit meningitis menyerangnya dan menyebabkannya untuk sementara waktu kehilangan pendengarannya.
Gemma memohon bantuan doa Venerabilis Gabriel Possenti dari Bunda Dukacita (sekarang St. Gabriel). Di pembaringannya, Gemma membaca riwayat hidup St. Gabriel. Di kemudian hari, Gemma menulis tentang Venerabilis Gabriel:

“…Aku semakin kagum akan teladan serta sikap hidupnya. Devosiku kepadanya bertambah. Malam hari, aku tidak akan tidur sebelum meletakkan gambarnya di bawah bantalku, dan sesudah itu aku mulai melihatnya berada di dekatku. Aku tidak tahu bagaimana harus menjelaskannya, tetapi aku merasakan kehadirannya. Setiap saat dan dalam setiap lakuku, Frater Gabriel ada dalam benakku.”
Gemma Galgani wafat pada Hari Sabtu Suci, tanggal 11 April 1903 dalam usia 25 tahun.

Pada tahun1917 Gereja mulai mempelajari keteladanan hidup Gemma. Pada tahun 1923 jenasah Gemma dipindahkan ke Biara Passionis di Lucca hingga sekarang. Pada tanggal 14 Mei 1933 Gemma dibeatifikasi oleh Paus Pius XI dan pada tanggal 2 Mei 1940, hanya tiga puluh tujuh tahun setelah kematiannya, ia dikanonisasi oleh Paus yang sama. Pesta St. Gemma Galgani dirayakan setiap tanggal 16 Mei.
SUMBER :: http://yesaya.indocell.net/id205.htm
SANTA MARIA GORETTI
Maria Goreti dilahirkan pada tanggal 16 Oktober 1890 di Corinaldo, Italia. Luigi Goretti, ayahnya, seorang petani miskin. Pada tahun 1899, pasangan Luigi dan Assunta Goretti beserta keempat anak mereka yang masih kecil: Angelo, Maria, Marino dan bayi Allesandro, meninggalkan Corinaldo dalam usahanya mencari penghidupan yang lebih baik.  
SUMBER ::http://yesaya.indocell.net/id146.htm
 
BEATO DOMINIKUS BARBERI 
Dominikus Barberi lahir di Viterbo (Roma) tanggal 22 Juni 1792 dan meninggal dunia di Reading (Inggeris) tanggal 27 Agustus 1849. Tantangan yang dialami untuk mengikuti panggilannya ditulis dalam buku yang berjudul Dari Kegelapan Menuju Cahaya. Pada usia 22 tahun masuk Kongregasi Pasionis sebagai calon Bruder, namun rencana Tuhan lain. Ditahbiskan menjadi imam tanggal 1 Maret 1819. Karena bakat-bakatnya yang luar biasa P. Dominikus menjalankan banyak kegiatan sebagai dosen, pewarta, penulis, pembimbing rohani dan superior. Tanggal 24 Mei 1840 memimpin kelompok biarawan yang memulai Kongregasi Pasionis di Belgia. Tahun berikutnya, tanggal 30 September 1841, P. Dominikus bertolak ke Inggeris untuk mendirikan Kongregasi di sana dan untuk merasul dengan semangat berkobar khususnya dalam bidang ekumenis. Banyak saudara terpisah yang tertarik kepada ajaran Katolik karena pewartaannya, terlebih karena cara hidupnya yang suci. Di antara lain, P. Dominikus menerina dalam Gereja Katolik John Henry Newman yang terkenal itu dan yang kemudian hari akan diangkat menjadi Kardinal. P. Dominikus Barberi diresmikan Beato oleh Sri Paus Paulus VI pada tanggal 27 Oktober 1963.
 
BEATO ISIDORUS DE LOOR  
Isidorus de Loor atau Isidorus dari St. Yosef lahir di Flanders, Belgia pada 18 April 1881. Ia adalah yang tertua dari tiga bersaudara, berasal dari keluarga peternak yang saleh, dan senang bekerja di ladang. Ia memasuki Ordo Passionist pada tahun 1906 dan mengucapkan kaulnya pada tahun 1908. Ia mengambil nama Isidorus dari St. Yosef dan dikenal akan kehidupan doanya dan pribadinya yang sederhana dan beramal. Ia kehilangan mata kanannya karena kanker pada tahun 1911, dan menderita karena penyakit itu sampai akhir hidupnya. Ia meninggal pada 6 Oktober 1916 di Flanders. Pada 30 September 1984, ia dibeatifikasi oleh Paus Yohanes Paulus II.
 

PARA KUDUS PASIONIS PART I

SANTO PAULUS DARI SALIB


SANTO VINSENSIUS MARIA STRAMBI
Vinsensius Strambi lahir di Civitavecchia (Roma) tanggal 1 Januari 1745, dan tahun 1767 ditahbiskan menjadi imam projo. Ia anak tunggal. Dengan hati berat ayahnya menyetujui ia menjadi imam, tetapi menentang Vinsensius menjadi biarawan. Tahun 1768 P. Vinsensius lari dari rumah ayah menuju novisiat Pasionis dan diterima oleh Paulus dari Salib. Pertama-tama ditugaskan untuk mendidik para Frater. Inilah pesannya supaya mereka belajar dengan hati murni: "Bila kalian belajar, bayangkanlah bahwa meja studi dikelilingi sejumlah besar orang yang mendesak: belajarlah sungguh-sungguh karena kami menunggu kerasulan kalian untuk memperoleh keselamatan". P. Vinsensius terkenal sebagai pembimbing rohani dan pewarta ulung: dia menjelajahi Italia Tengah untuk mewartakan Kristus dan khususnya Kristus Tersalib dengan penuh semangat dan kemahiran. Kemudian dia bertugas sebagai Superior Provinsial dan sebagai postulator agar Paulus dari Salib, Pendiri Kongregasi Pasionis, dapat dinyatakan Santo. Pada tanggal 20 Juli 1801 P. Vinsensius Maria Strambi dipilih menjadi Uskup Macerata dan Tolentino (Italia tengah) dimana, terdorong oleh semangat apostolik, dia berusaha meningkatkan hidup rohani para imam maupun umat dan memberikan banyak bantuan kepada kaum miskin. Dalam pengejaran Napoleon, Uskup Strambi ditangkap dan diasingkan karena mempertahankan kebebasan Gereja. Sesudah mengundurkan diri sebagai Uskup Macerata dan Tolentino pada tahun 1823, Mgr. Strambi diangkat menjadi Penasehat Sri Paus Leo XII dan tinggal di istananya. Di sini dia meninggal dunia pada tanggal 1 Januari 1824, sesudah mempersembahkan hidupnya untuk memohon kesembuhan Sri Paus. Uskup Vinsensius Maria Strambi dinyatakan Santo oleh Sri Paus Pius XII pada tanggal 11 Juni 1950.
 
SANTO GABRIEL DARI BUNDA DUKACITA
Fransiskus Possenti lahir di Assisi, Italia Tengah, tanggal 1 Maret 1838 dan meninggal dunia sebagai Frater Gabriel dari Bunda Dukacita tanggal 27 Februari 1862 di biara Isola del Gran Sasso (Teramo) pada umur 24 tahun. Panggilannya mengalami banyak tantangan dari sifat sendiri maupun dari pihak ayahnya. Tetapi, berkat bantuan Bunda Maria, Fransiskus berhasil masuk Kongregasi Pasionis (1856) pada umur 18 tahun. Tanggal 22 September 1857 dia mengikrarkan kaul prasetianya, dengan nama biara Gabriel dari Bunda Berdukacita. Gabriel menonjol karena sikapnya yang ramah tamah, devosinya kepada Sakramen yang Mahakudus dan khususnya cinta kasihnya yang luar biasa kepada Maria Berdukacita dan Yesus Tersalib. Pada saat menghadapi ajal, dia mendekapkan gambar Yesus Tersalib dan Bunda Maria pada dadanya sambil berseru: " Ya, Bundaku, datanglah segera!". Tanggal 13 Mei 1920 Gabriel dari Bunda Berdukacita dinyatakan Santo oleh Sri Paus Benediktus XV. Santo yang muda ini terkenal di mana-mana karena mujizat-mujizat yang dikerjakan Tuhan dengan perantaraannya. Gereja St. Gabriel di Isola del Gran Sasso (Teramo) adalah salah satu tempat ziarah yang paling ramai di seluruh negara Italia. 

SANTO INOSENSIUS CANOURA ARNAU
Manuel Canoura Arnau lahir di Santa Cecilia (Galizia, Spanyol) tanggal 10 Maret 1887. Pada umur 16 tahun mengenakan jubah Pasionis dan nama biaranya menjadi Inosensius. Dikenal karena penuh cinta kasih, kesabaran dan pengertian, selalu siap berkorban apabila perlu membantu atau melayani orang sakit. Dia memang sudah siap menerima anugerah kemartiran dari Tuhan. Ia menjadi korban revolusi di Asturias (Spanyol Utara). Tanggal 5 Oktober 1934 sedang mempersembahkan Misa disergap bersama dengan delapan Bruder "Sekolah Kristiani": mereka sempat menerima Komuni Kudus. Sesudah ditahan beberapa hari dalam satu rumah sebagai penjara, tanggal 9 Oktober 1934 Pater Inosensius dan teman-temannya ditembak mati di tepi kubur yang sudah digali. Proses untuk dinyatakan Beato dan Santo digabungkan dengan para Bruder yang dibunuh bersama dia. Inosensius Canoura Arnau dan teman-temannya diresmikan sebagai Santo di Basilika St. Petrus, Roma, oleh Sri Paus Yohanes Paulus II tanggal 21 November 1999. Diperingati pada tanggal 9 Oktober.

Minggu, 20 Mei 2012

Santo Paulus dari Salib

Pendiri Kongregasi Pasionis

Paulus dari Salib (Paolo Danei) lahir di Ovada (Italia) pada tanggal 3 Januari 1694 dari Lukas Danei dan Anna Maria Massari. Orang tuanya merupakan pasangan suami-isteri dengan cita-cita dan keutamaan-keutamaan yang sungguh serasi. Nama mereka harum di antara penduduk kampung. Anna Maria, sebagai seorang ibu yang sudah mendalam kerohaniannya, gemar menceritakan kisah sengsara dan wafat Yesus: Paulus sangat terkesan dan terharu sampai bercucuran air mata. Pada tahun 1718 seluruh keluarga Paulus pindah ke Castellazzo, sebuah kota kecil dekat Alessandria. Sekarang Castellazzo terkenal berkat Paulus dari Salib, karena di kota itulah ia meletakkan dasar Kongregasinya, memulai kerasulannya yang mengagumkan, melakukan doa dan tapa yang luar biasa dan mengalami pengangkatan rohani yang menjadikannya salah seorang mistik terbesar pada abad XVIII.

Pada bulan Juni 1720 Tuhan menunjukkan kehendakNya dengan jelas. Paulus sedang pulang dari gereja di mana ia baru menyambut komuni kudus. Sambil melupakan segala-galanya, ia mengalami kebahagiaan batin yang besar sekali. Ia sendiri menceriterakan: "Pada saat itu saya melihat diri saya secara batin berpakaian hitam sampai kaki dengan salib putih di dada dan di bawah salib tertulis nama tersuci 'Yesus' dengan huruf putih; pada saat itu juga saya mendengar perkataan-perkataan berikut: inilah lambang betapa harus murni dan suci hati orang yang akan membawa tertera nama tersuci Yesus".

Dalam perjalanan pada hari yang lain, Paulus berpikir untuk masuk suatu tarekat yang mengenakan pakaian seperti yang dilihat dalam penampakan tadi; saat itu Bunda Maria menyongsong dia dengan berpakaian hitam dan lambang di dada. Dengan cinta keibuan Ia berkata kepadanya: "Hai anakku, lihat bagaimana aku mengenakan pakaian kabung ini, karena kematian Puteraku yang tersayang. Beginilah kamu harus berpakaian, dan kamu akan mendirikan suatu tarekat yang anggota-anggotanya berpakaian seperti ini. Tarekat itu akan selalu berkabung atas Sengsara dan Wafat Puteraku yang tercinta".

Sesudah mohon diri dari keluarganya, dari Uskup Alessandria Paulus menerima jubah hitam Pasionis pada hari Jumat, tanggal 22 November 1720 yang dianggap sebagai Hari Jadi Kongregasi. Lalu Paulus menyendiri di sebuah bilik gereja San Carlo di Castellazzo selama 40 hari (23 November 1720 - 1 Januari 1721) di mana ia menulis Regula Kongregasi Pasionis: "setan tidak tinggal diam. Ia mulai menyerang agar saya tidak suka maupun tidak rela mengerjakan apa yang sudah diilhamkan dari atas; akan tetapi karena hal itu telah diperintahkan kepada saya, maka dengan rahmatNya saya memulai pekerjaan tersebut. Saya menulis begitu cepat seolah-olah ada orang yang mendiktekan, saya merasa kata-kata itu keluar dari hati". Selama 40 hari itu Paulus menghayati pelbagai pengalaman rohani yang mengarahkannya kepada Spiritualitas Sengsara Yesus, "Karya terbesar dan agung cinta kasih Allah", yang kemudian menjadi karisma dan warisan Kongregasi Pasionis sampai sekarang.
Sesudah pengalamannya selama 40 hari itu, Paulus diberikan ijin oleh Uskup mendiami pertapaan St. Stefanus, dekat Castellazzo. Yohanes Baptista, adik Paulus, menyertainya meniru teladannya dan menyaingi kesuciannya: sejak ini ia menjadi kawan Paulus yang tak terpisahkan dan ikut serta mendirikan Kongregasi Pasionis. Pada bulan Agustus 1721 Paulus berangkat ke kota Roma guna mendapatkan pengesahan Regulanya oleh Sri Paus sendiri. Namun para penjaga istana Quirinale, waktu itu tempat kediaman Sri Paus, mengusir Paulus karena dianggap salah satu orang aneh atau pengemis. Lalu Paulus masuk Basilika Santa Maria Maggiore dan, sesudah menyembah Sakramen Mahakudus, berlutut di hadapan gambar Bunda Maria Salus Populi Romani. Ia berdoa lama dan mengakhiri doanya dengan mengikrarkan kaul menyebarkan kebaktian akan Sengsara Yesus Kristus. Hari itu tanggal 24 September 1721.
Tahun 1725 adalah tahun suci. Paulus dan Yohanes Baptista mengunjungi basilika-basilika Roma untuk memperoleh indulgensi yubileum. Dengan bantuan seorang Kardinal, pada tanggal 21 Mei 1725 Paulus berhasil menghadap Paus Benediktus XIII yang sedang berkunjung di gereja Santa Maria della Navicella, di bukit Celio. Paulus berlutut dan mengemukakan ilhamnya tentang Tarekat Sengsara Yesus serta memohon ijin agar diperkenankan mengumpulkan rekan-rekan. Sri Paus menyetujui rencana itu dan memberi ijin secara lisan. Sambil bertugas di rumah sakit St. Gallicano (Roma) selama kurang lebih 2 tahun (1726-1728), pada tanggal 7 Juni 1727 Paulus dan Yohanes Baptista menerima sakramen imamat dari Sri Paus Benediktus XIII di basilika St. Petrus. Sesudah diijinkan dapat meninggalkan rumah sakit St. Gallicano, pada musim semi tahun 1728 Paulus dan adiknya menetap di Gunung Argentario di mana biara pertama Kongregasi Pasionis didirikan dan akan diresmikan pada tanggal 14 September 1737.
Regula dan Kongregasi Pasionis mendapat pengesahan secara tertulis untuk pertama kalinya oleh Paus Benediktus XIV dengan Rescriptum tertanggal 15 Mei 1741. Pada tanggal 11 Juni 1741 Paulus bersama lima orang rekannya memgikrarkan kaul: untuk pertama kalinya para biarawan Pasionis pada jubah hitam mengenakan lencana khasnya. Dan pada kesempatan inilah juga Paulus Danei menjadi Paulus dari Salib. Pada tahun 1747 dilangsungkan Kapitel Jenderal pertama dan Paulus dipilih sebagai Superior Jenderal. Akan dipilih kembali pada kelima Kapitel Jenderal berikutnya yaitu sampai dia meninggal dunia.
Pengesahan Kongregasi Pasionis selanjutnya diadakan dengan Breve oleh Paus Benediktus XIV tanggal 28 Maret 1746. Pada tanggal 16 November 1769 pengesahan resmi dengan Bulla Supremi Apostolatus oleh Clemens XIV: ini merupakan Bulla emas bagi Kongregasi Pasionis. Dan akhirnya pada tanggal 15 September 1775, satu bulan sebelum Paulus dari Salib meninggal dunia, Paus Pius VI menetapkan pengesahan para pendahulu dengan Bulla Praeclara Virtutum Exempla.
Walaupun selalu sibuk dengan urusan pendirian Kongregasi dan sejak 1747 menjabat selaku Superior Jenderal, Paulus dari Salib tidak pernah berhenti berkarya sebagai misionaris guna mewartakan Sabda Salib khususnya melalui misi populer dan retret. Pendiri suatu Kongregasi misionaris, dia paling unggul di antara misionaris sejamannya. Lapangan kerjanya Italia Tengah: misinya tak terbilang banyaknya. Dia mengadakan misi terus menerus sampai umur lanjut, tanpa kenal lelah. Bila terpaksa berbaring karena tua dan penyakit, Paulus pernah mengeluh: "Oh, seandainya usia saya berkurang tiga puluh tahun... saya hendak pergi ke seluruh dunia untuk mewartakan Yesus Tersalib kepada para pendosa". Dengan karya kerasulannya ini dia melakukan banyak kebaikan di pelbagai daerah Italia Tengah, sehingga diberi gelar "Pemburu jiwa".
Selain pewarta yang terkenal, Paulus dari Salib mencurahkan tenaganya juga dalam bimbingan rohani secara langsung maupun melalui surat. Dia menulis ribuan surat kepada orang yang termasuk semua lapisan umat Allah. Jika membaca surat-surat itu yang sekarang terkumpul dalam lima jilid, kita kagum akan nada yang selalu hangat dan cara yang bervariasi serta kehalusannya yang menyentuh hati. Dalam memberikan misi populer maupun retret Paulus dari Salib meluangkan banyak waktu untuk mendengar serta membimbing orang dan untuk menerimakan sakramen pengampunan. Lalu bimbingannya diteruskan melalui surat. Paulus menjunjung tinggi bimbingan rohani: seorang Bapak Pembimbing hendaknya terpelajar lagi kudus dan, untuk membantu menempuh tingkat tinggi kehidupan rohani, dia sendiri harus seorang yang sudah mengalaminya.
Paulus dari Salib mendirikan Kongregasi Pasionis supaya ada orang yang mati bagi dunia dan hidup hanya bagi Allah. Mereka sebagai nafiri akan pergi ke segala penjuru dunia untuk membangkitkan orang pendosa dengan mewartakan Sengsara Yesus Kristus, karya terbesar dan mengagumkan cinta kasih Allah. Paulus menghendaki agar banyak orang dijiwai oleh semangat yang sama dan ikut serta dalam karya penyelamatan dunia melalui Sabda Salib: dia mendirikan Biara pertama Rubiah Pasionis di kota Tarquinia pada tahun 1771 agar wanita juga melalui hidup kontemplatif menghayati Sengsara Kristus dan membantu Biarawan Pasionis dalam karya kerasulannya. Sementara para Biarawan Pasionis pergi untuk mewartakan Sabda Salib, para Rubiah Pasionis mendoakan mereka. Tanggal 9 Desember 1773 Paus Klemens XIV menghadiahkan Biara Santi Giovanni e Paolo beserta Basilikanya di kota Roma kepada Kongregasi Pasionis. Atas kehendak Sri Paus, Paulus menetap di biara ini yang akan menjadi pusat seluruh Tarekat sampai sekarang. Disinilah tidak lama kemudian, tanggal 18 Oktober 1775, Paulus dari Salib meninggal dunia pada usia 81 tahun. Sebelumnya dia sudah menyerahkan wasiat rohaninya kepada para biarawan Pasionis: cinta kasih persaudaraan; hidup dalam doa, dalam kesunyian dan dalam kemiskinan; mencintai Gereja; kontemplasi Yesus Tersalib; mewartakan Sengsara Kristus kepada semua.
 
Tanggal 22 September 1784 Paus Pius VI memberi dia gelar Venerabilis. Tanggal 1 Mei 1853 Paulus dari Salib diresmikan Beato oleh Paus Pius IX. Tanggal 29 Juni 1867, pesta Rasul Petrus dan Paulus serta hari ulang tahun ke-1800 kemartiran mereka, Pendiri Kongregasi Pasionis diresmikan sebagai Santo Paulus dari Salib oleh Paus Pius IX.


sumber ::http://www.provrepac.com
 
 
 




Jumat, 18 Mei 2012

KONGREGASI PASIONIS (CP)


http://www.provrepac.com/cpworld.gif

"Ia tidak ada disini, sebab Ia telah bangkit" (Mat 28:6)

 

 

 

 

Biarawan Pasionis hadir di Indonesia sejak tahun 1946:  dan sekarag sudah berumur 66 tahun!

NAMA RESMI "KONGREGASI SENGSARA YESUS KRISTUS" DAN SINGKATANNYA "CP"
DIDIRIKAN ST. PAULUS DARI SALIB (1694-1775) TAHUN 1720 DAN PARA BIARAWAN DISEBUT "PASIONIS"
 
St. Paulus dari Salib mengumpulkan rekan-rekannya untuk hidup bersama dan memaklumkan Injil Kristus kepada umat manusia. Dia menyelidiki dengan tajam kejahatan-kejahatan sezaman dan dengan tegas memaklumkan bahwa Sengsara Yesus, karya terbesar dan agung cinta kasih ilahi, adalah obatnya yang mujarab. Dengan kekuatan Salib, kebijaksanaan Allah itu, para Biarawan Pasionis berusaha mengalahkan penyebab penderitaan manusia. Maka perutusan mereka diarahkan kepada pewartaan melalui pelayanan Sabda Salib agar semua orang dapat mengenal Kristus dan kuasa kebangkitanNya. Dengan mengambil bagian pada Penderitaan Kristus setiap orang dapat menjadi serupa dengan Dia dalam KematianNya, supaya memperoleh KemuliaanNya. Para Biarawan Pasionis, Imam maupun Bruder, mengambil bagian pada kerasulan itu menurut bakat, kemampuan dan tugas masing-masing. 

Biarawan Pasionis berkarya di Indonesia sejak tahun 1946. Yang pertama datang dari Belanda. Tahun 1961 Biarawan Pasionis Belanda mulai didampingi oleh Biarawan Pasionis Italia. Mereka semua melangsungkan karya misionaris serta pastoral di Kalimantan Barat, Kabupaten Ketapang dan Kabupaten Sanggau, di mana sekarang telah terbentuk dua Gereja Lokal, yaitu Keuskupan Ketapang (1961) dan Keuskupan Sanggau (1982). Sejak permulaan, Biarawan Pasionis yang datang ke Indonesia sebanyak 56 orang, yaitu 29 dari Belanda, 27 dari Italia; yang masih tinggal hanya 9 orang. Namun benih yang telah mereka taburkan sudah mulai berbuah banyak: saat ini Imam pribumi 74 orang, Frater 32 orang, Bruder pribumi 18 orang, Novis 6 orang, Postulan 14 orang. Dan pada tgl. 21 Januari 2007 kehadiran Pasionis di Indonesia dinyatakan secara resmi Provinsi yang ke-25 dalam Kongregasi
 
"Demikianlah kita ketahui kasih Kristus, yaitu bahwa Ia telah menyerahkan nyawaNya untuk kita; jadi kitapun wajib menyerahkan nyawa kita untuk saudara-saudara kita"
(1 Yoh 3:16)

 

TAHUKAH KAMU APA ITU ORDO DALAM KATOLIK

Tarekat atau ordo adalah satu kongregrasi dalam Gereja Katolik Roma dimana para anggautanya hanya terdiri dari rohaniwan dan rohaniwati, baik imam, maupun biarawan dan biarawati. Para anggotanya mengikrarkan kaul, baik sementara maupaun kekal: selibat adalah yang terutama, kemudian dan ketaatan, baik terhadap atasan mereka Yang biasanya disebut Jendral Overste, maupun kepada Uskup, Kardinal, dan Paus sebagai otoritas Gereja Katolik Roma. Mereka hidup dalam komunitas sosial sesuai dengan tata-cara dan konstitusi masing-masing kongregasi, yang telah disetujui oleh otoritas Gereja Katolik. Selain itu ada juga institusi sekuler (kaum awam) yang memiliki kongregasi yang terpisah.
Sasaran yang ingin dicapai maupun cara-cara untuk mencapainya dari masing-masing kongregasi, dinyatakan dalam peraturan dan konstitusi masing-masing kongregasi yang bersangkutan. Suatu kongregasi religius lokal yang berada dalam batas-batas suatu ke uskupan, dimana peraturan dan konstitusinya disetujui oleh uskup setempat. Kongregasi-kongregasi yang tersebar di berbagai keuskupan atau bersifat multinasional, peraturan dan konstitusinya memerlukan persetujuan oleh otoritas tertinggi gereja dari Vatikan atau yang biasa dikenal dengan istilah Tahta Suci. Yurisdiksi umum atas segenap kongregasi religius berada di tangan Kongregasi itu sendiri dibawah pengawasan otoritas Vatikan. Aspek hukum yang menyangkut semua konggregasi religius tercantum dalam Kitab Hukum Gereja (Iuris Codex Canonici) atau Canon nomor 573 sampai dengan 709 dalam Buku 2, Bagian 3, dari Kitab Hukum (Kanon) Gereja.
Semua institusi kaum selibat disebut sebagai tarekat/ordo religius, meskipun pada kenyataannya ada perbedaan-perbedaan di antara para ordo dan kongregasi. Tarekat/ordo yang paling dikenal termasuk di antaranya: Yesuit, Benediktin, Trapis, Fransiskan, Dominikan, Karmelit, Agustinian, semuanya bagi laki-laki. Sedangkan untuk yang wanita adalah: Karmelit, Benediktin, Klara Miskin, Dominikan Sekunder, dan Biarawati-biarawati Visitasi konggregrasi yang baru muncul pada abad ke-16.
Institusi kontemplatif ditujukan bagi ibadah dan pelayanan Ilahi di dalam lingkup komunitas mereka masing-masing. Hal ini dicapai melalui doa-doa, praktik penitensi, dan macam-macam aktivitas spiritual dan kegiatan mandiri lainnya. Di Indonesia mereka disebut sebagai kaum rubiah. Contoh kaum rubiah ini misalnya: kaum Trapis dan Kartusian (di Indonesia tidak ada), Karmelit dan Klara Miskin. Kontemplatif adalah ordo/tarekat atau kongregasi dalam Gereja Katolik Roma yang mengutamakan segi kehidupan religius semacam ini disebut ordo atau kongregasi kontemplatif. Selain itu di dalam Gereja Katolik Roma dikenal juga kongregasi yang menekankan hidup aktif dimasyarkat seperti sekolahan (SDB = Salesian Don Bosco, Ursuline= OSU Ordo Sanctae Ursulae), rumah sakit (Ordo Sanctae Clarae, Ordo Sancti Francisci Pauperes Clarissa = OSCI), dll
Semua ini ditujukan bagi ibadah dan pelayanan Ilahi di dalam lingkup komunitas mereka masing-masing. Hal ini dicapai melalui doa-doa, praktik penitensi, dan macam-macam aktivitas spiritual dan kegiatan mandiri lainnya. Di Indonesia mereka disebut sebagai kaum rubiah. Contoh kaum rubiah ini misalnya: kaum Trapis dan Kartusian (di Indonesia tidak ada), Karmelit dan Klara Miskin. Institusi aktif ditujukan bagi pelayanan pastoral dan berbagai karya apostolik. Institusi campuran menggabungkan unsur kontemplatif dan aktivitas sosial. Meskipun pada umumnya institusi baik pria maupun wanita dapat digolongkan sebagai aktif, semuanya memiliki aspek-aspek kontemplatif. Komunitas-komunitas klergi yang seluruh anggotanya pria, adalah mereka yang para anggotanya umumnya adalah para imam. Sedangkan institusi-institusi non-klergi maupun awam terdiri dari para bruder. "Hidup Selibat dan Perannya dalam Gereja dan Dunia" adalah topik dari sidang Sinode Uskup yang ke sembilan yang berlangsung antara 2 sampai 29 Oktober 1994. Beberapa dari institusi yang tercantum dibawah ini memiliki status khusus karena anggota-anggotanya, meskipun hidup seperti layaknya kaum religius, tidak menyatakan kaul religius. Contoh-contohnya antara lain: Bapa Maryknoll, Oratorian Santo Philip Neri, kaum Paulus dan Sulpisian. Mereka disebut komunitas kaum apostolik dan diatur dalam Kanon nomor 731 sampai 746 dalam Hukum Kanon Gereja.

tanah wakaf

Hermanus Hartono
Borneo Tribune, Sekadau
Paroki Rawak merasa bersyukur atas kebaikan dan perhatian yang diberikan oleh Bupati Sekadau Simon Petrus secara pribadi yang telah menyerah tanah wakaf seluas 1 hektar kepada Paroki Rawak.

Acara sederhana penuh dengan suasana kekeluargaan itu, dilaksanakan di Aula Paroki Rawak pada Rabu (30/6) malam. Dalam kesemptan yang sangat indah itu, Bupati Simon mengatakan tanah wakaf seluas 1 hektar itu diberikan secara murni kepada paroki rawak yang diperuntukan sebagai Tempat Pemakaman Umum(TPU) bagi umat katolik.
Tanah ini sengaja dihibahkan oleh bupati Simon kepada paroki rawak, sebagai wujud perhatiannya kepada umat katolik khususnya di Paroki Rawak. ”Hanya tanah inilah yang bisa saya berikan kepada pastor Paroki Rawak demi kepentingan umat di sini,” tutur Bupati.
Dalam kesempatan itu juga atas nama pribadi Bupati Simon memuji kineja para pastor yang bekerja tanpa pamrih dan tanpa pantang menyerah, dalam membangun masyarakat Kabupaten Sekadau. ”Saya sangat menghormati para pastor, pendeta dan ustad, karena mereka telah melaksanakan pembangunan di Kabupaten Sekadau,” tutur orang nomor satu di bumi lawang kuari ini.
Melihat kinerja para pastor yang bekerja dengan tulus dan tanpa mengenal lelah itu pemerintah kabupaten Sekadau sebagai ungkapan terima kasih memberikan bantuan berupa sarana ibadah. ”Sarana ibadah berupa gereja dan masjid akan kita bangun sampai ketingkat desa,” ungkap bupati.
Pemerintah Sekadau dalam hal ini, lanjut bupati sangat konsen terhadap masalah agama, ini dibuktikan dengan berdirinya gereja dan masjid monumental di lingkungan pemerintah kabuten Sekadau. Bahkan kata bupati bantuan ini tidak serta merta hanya untuk umt katolik saja, tetapi bagi umat yang lain seperti protestan dan islam juga mendapat bantuan yang sama, hanya saja dilihat dari kebutuhannya, apakah mendesak atau tidak.
Pastor kepala Paroki Rawak Petrus, CP juga mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam atas kebaikan dan perhatian Bupati Simon. Bantuan berupa sebidang tanah yang diberikan oleh bupati secara pribadi menurut pastor asal Itali ini suatu hal yang sangat berharga bagi kepentingan umat katolik khsusnya di Paroki Rawak.
”Kita sangat merasa bersyukur atas kebaikan yang diberikan oleh bapak Simon. Saya sudah lama kenal dengan beliau, beliau itu memang baik. Sekarang kami diberikan sebidang tanah, ini luar biasa,” ungkap pastor ramah yang selalu bersemangat ini.